MATTANEWS.CO,TULUNGAGUNG – Pemerintah kabupaten Tulungagung mengalokasikan anggaran untuk membangun dua titik perlintasan kereta api tanpa palang pintu.
Demikian disampaikan Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M., di hadapan insan media di Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bongso, Jum’at (4/3/2022) Siang.
“Jadi begini, adanya musibah kemarin (Kereta Api menabrak Bus.red), Pemkab Tulungagung berharap perlu adanya rapat koordinasi lebih lanjut, sehingga hal ini tidak terulang kembali,” kata Bupati Maryoto.
“Perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Tulungagung itu ada 18 titik tersebar mulai Kecamatan Rejotangan hingga Kecamatan Ngantru, sehingga perlu dipikirkan,” imbuhnya.
Bupati Maryoto menambahkan, dalam rakor bersama stakeholder terkait, menurutnya hal penting perlu disepakati terkait penanganan instrumen prasarana itu harus dipikirkan.
Dalam hal ini, memandang perlunya integritas dan menyamakan persepsi terlebih dahulu jangan sampai terdapat egosektoral, demi kepentingan bersama untuk melindungi masyarakat Tulungagung khususnya dan yang lainnya.
“Iya benar, dalam rakor itu ada Direktur Penyelamatan Perkeretaapian, Direktur Kementerian Perhubungan, dan bersama stakeholder terkait,” tambahnya.
“Tadi yang dibahas saat rapat itu, banyak diusulkan untuk pembangunan palang kereta api,” sambungnya.
Lebih lanjut Maryoto menjelaskan, pihaknya menyadari untuk pembangunan perlintasan kereta api tanpa palang pintu harus mengikuti prosedur, seperti adanya perizinan terlebih dahulu.
“Tidak serta merta langsung kita bangun, tapi harus ada izin dulu, konstruksi palang pintu seperti apa, nantinya apakah ada penjaganya. Sehingga nanti kita sediakan relawan penjaganya selanjutnya akan dilatih secara teknis oleh mereka (Kereta Api Indonesia.red),” terangnya.
Pemkab Tulungagung, lebih dalam Maryoto memaparkan akan mengalokasikan anggaran pembangunan perlintasan kereta api tanpa palang pintu.
Pihaknya menyadari perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Tulungagung ada sejumlah 18 titik tersebar mulai dari Kecamatan Rejotangan hingga Kecamatan Ngantru.
“Kita anggarkan untuk itu, tapi sesuai kemampuan, namun demikian untuk dua titik pembangunan palang pintu kereta api sifatnya emergency, maka kita prioritaskan yaitu di tempat kejadian kecelakaan kemarin itu sama di dekat kampus Universitas Islam Negeri Desa Plosokandang karena dipandang sering lalu lalang mahasiswa,” paparnya.
“Pada intinya dari 18 perlintasan kereta api tanpa palang pintu ini secara bertahap kita akan bangun, sementara prioritas 2 palang itu tadi kita anggap mendesak,” imbuhnya.
“Insya Allah, 3 bulan kedepan kedua palang kereta api terealisasi, tidak menutup kemungkinan lebih cepat semakin baik. Tapi yang jelas kita harus ijin ke Daerah operasi KAI di Bandung,” pungkasnya.