MATTANEWS.CO,TULUNGAGUNG – Bupati Drs. Maryoto Birowo, M.M., mengungkapkan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu embrionya dari Kabupaten Tulungagung.
Menurut Maryoto, tertulis dalam kitab Sutasoma yakni Tan Hana Dharma Mangrowa artinya Bhinneka Tunggal Ika walaupun Nusantara ini berbeda-beda tetapi tetap bersatu.
Pernyataan ini dikatakan Maryoto seusai mengikuti menghadiri peringatan Sraddha Agung Bhinneka Tunggal Ika tahun 2022 bertempat di Candi Gayatri berada di Desa Boyolangu Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin (26/12/2022).
“Jadi kegiatan ini melaksanakan peringatan Sraddha Agung. Hal ini, merupakan suatu pengingat bahwa di Tulungagung merupakan sejarah Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Maryoto didampingi Wakil Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., dihadapan awak media.
Maryoto menambahkan peringatan Sraddha Agung tahun 2022 dengan melakukan serangkaian kegiatan berupa festival kebudayaan berupa napak tilas dengan menyisir jejak perjuangan Sri Gayatri mulai dari Candi Cungkup berada Desa Sanggrahan dan berakhir di Candi Gayatri terletak di Desa Boyolangu Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
Kabupaten Tulungagung, lanjut Maryoto itu memiliki sejarah panjang berkaitan tentang visi penyatuan Nusantara seperti yang tertulis dalam kitab Sutasoma.
“Napak tilas itu momentum untuk mengenang Beliau (Gayatri.red) merupakan pemersatu Nusantara,” tambahnya.
“Dalam kitab Sutasoma tertulis Bhinneka Tunggal Ika, walaupun perbedaan beraneka di Nusantara kita tetap bersatu artinya apa NKRI embrio pertama itu dari sini,” imbuhnya.
Lebih lanjut Maryoto menjelaskan sebagai generasi penerus bangsa, perlunya mengingat nilai sejarah dengan benar merupakan hal penting. Hal ini, seperti tertuang di dalam kitab Sutasoma bahwasannya Gayatri Sri Rajapatni memiliki cita-cita dalam menyatukan Nusantara.
“Mengingat pentingnya nilai sejarah tersebut maka kita sebagai generasi penerus itu perlu mengetahui dengan benar karena jasa beliau Rajapatni yang menyatukan cita-cita Nusantara dan sampai sekarang tertulis dalam Pancasila kita sebagai dasar negara dibawahnya Bhinneka Tunggal Ika itu dari sini,” terangnya.
“Bahkan, hal ini dikembangkan untuk mengenang jasa Beliau di Pondok Pesantren Al Badru ‘Alaina Desa Ngantru Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung,” sambungnya.
Peringatan Sraddha Agung, lebih dalam Maryoto memaparkan pihaknya memandang suatu kegiatan historikal sebuah cerita yang harus dipahami merupakan heroik kenegaraan.
“Kegiatan positif dan baik akan menjadi agenda rutinitas setiap tahunnya,” paparnya.
“Karena ini baik dan merupakan sebuah historikal sebuah cerita yang harus dipahami merupakan heroik kenegaraan,” imbuhnya.
“Artinya, mereka itu harus menyadari khususnya generasi muda bahwa pentingnya perjuangan dalam membentuk negara yang kita cintai ini tidak serta merta karena ada sejarahnya. Dan ini sudah tertulis dalam kitab Sutasoma tertulis Bhinneka Tunggal Ika,” pungkasnya.